Jakarta, AMNN.co.id – Peran perempuan dalam birokrasi pemerintahan terus mengalami peningkatan, seiring dengan perkembangan era industri 4.0. Salah satu institusi yang menunjukkan kemajuan signifikan dalam hal keterlibatan perempuan adalah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Pembina Ikatan Istri Karyawan dan Karyawati (IKAWATI) Kementerian ATR/BPN, Dily Nusron Wahid, menegaskan bahwa sektor pertanahan kini tidak lagi menjadi domain eksklusif laki-laki. Menurutnya, semakin banyak pegawai perempuan yang menduduki posisi strategis di kementerian tersebut.
“Saya sangat bangga melihat kiprah para pegawai perempuan di Kementerian ATR/BPN. Banyak dari mereka kini menjadi Kepala Kantor Pertanahan. Dulu mungkin dianggap aneh, sekarang sudah menjadi hal biasa. Ini menunjukkan perubahan besar dalam cara pandang,” kata Dily di Jakarta.
Ia menilai, perempuan membawa nilai tambah dalam pelayanan publik melalui ketelitian, empati, dan dedikasi. Data Kementerian ATR/BPN mencatat sebanyak 8.591 pegawai perempuan aktif bekerja di institusi ini, termasuk 139 pejabat administrator, 16 pejabat pimpinan tinggi pratama, dan dua pejabat pimpinan tinggi madya.
“Kesetaraan gender di Kementerian ATR/BPN bukan hanya sekadar slogan. Perempuan di sini bukan pelengkap, mereka adalah penggerak. Karya yang dilakukan dengan integritas dan hati akan menjadi inspirasi. Teruslah menjadi agen perubahan,” ujarnya.
Salah satu contoh nyata kontribusi perempuan di sektor pertanahan datang dari Cut Putri Ananda (25), Asisten Penata Kadastral Pemula di Kantor Pertanahan Kota Sabang, Aceh. Sejak memulai karier pada 2017, Cut menjadi satu-satunya petugas ukur di kantornya. Tugasnya meliputi survei lapangan, pengukuran, hingga pelaporan data bidang tanah.
“Medannya berat, bisa naik turun gunung atau dekat tebing. Tapi saya tetap semangat karena ini bagian dari tugas saya,” ujarnya.
Cut mengaku sempat diragukan karena gendernya, namun berhasil membuktikan bahwa perempuan juga mampu menjalankan tugas teknis yang menantang.
“Banyak yang awalnya ragu, tapi akhirnya kagum. Saya ingin menyemangati teman-teman sesama petugas ukur perempuan—jangan takut turun ke lapangan. Kita bisa!” tutupnya. (Putri)