Kementerian ATR/BPN Tegaskan Girik Tidak Berlaku Setelah Sertipikat Terbit

- Penulis Berita

Senin, 6 Januari 2025 - 05:01

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid.

Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid.

Jakarta, AMNN.co.id – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menegaskan bahwa girik, sebagai bukti kepemilikan tanah lama, tidak lagi berlaku setelah seluruh bidang tanah di suatu kawasan dinyatakan lengkap dan terdaftar. Penegasan ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2021, yang menyatakan bahwa sertipikat tanah yang telah terbit lebih dari lima tahun hanya dapat dicabut atau diganti melalui putusan pengadilan.

Menteri ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid, menjelaskan bahwa girik secara otomatis kehilangan fungsinya setelah suatu kawasan memiliki peta dan sertipikat tanah yang lengkap.

“Ketika kawasan sudah lengkap, sudah jelas siapa pemiliknya, dan sudah ada sertipikat, girik otomatis tidak berlaku lagi. Namun, jika ada cacat administrasi yang terbukti dalam kurun waktu kurang dari lima tahun, girik masih dapat digunakan sebagai bukti,” ujar Nusron dalam acara Catatan Akhir Tahun Kementerian ATR/BPN di Aula Prona, Jakarta, Selasa (31/12/2024).

Ia menambahkan bahwa untuk sertipikat tanah yang berusia lebih dari lima tahun, penyelesaian sengketa hanya dapat dilakukan melalui pengadilan.

BACA JUGA:  Menteri ATR/BPN Hadiri Ratas Dipimpin Presiden Prabowo, Bahas Infrastruktur dan Tata Ruang

“Sertipikat tanah adalah produk hukum. Berdasarkan PP Nomor 18 Tahun 2021, produk hukum hanya dapat diganti dengan produk hukum lain atas dasar putusan pengadilan,” tegas Nusron.

Girik dan Potensi Konflik

Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah (Dirjen PHPT), Asnaedi, menyoroti bahwa girik sering menjadi sumber konflik tanah. Menurutnya, dokumen ini kerap dimanfaatkan oleh mafia tanah untuk memalsukan bukti kepemilikan.

“Girik pada dasarnya adalah bukti kepemilikan tanah lama yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA). Namun, seiring waktu, hak atas tanah berbasis girik seharusnya diperbarui dan digantikan oleh sertipikat,” ungkap Asnaedi.

Ia menjelaskan bahwa keberhasilan program Kabupaten/Kota Lengkap, yang memetakan dan mendaftarkan seluruh bidang tanah di berbagai kawasan, menjadikan keberadaan girik tidak lagi relevan.

“Seperti yang disampaikan Pak Menteri, begitu seluruh tanah di suatu kawasan terdaftar lengkap, girik otomatis tidak berlaku,” jelasnya.

Dukungan Kebijakan untuk Kepastian Hukum

Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, Ossy Dermawan, dan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan Kementerian ATR/BPN. Sebanyak 84 awak media dari berbagai platform nasional juga hadir untuk mengikuti sesi tanya jawab terkait kebijakan agraria, sertipikat tanah, dan penghapusan girik.

BACA JUGA:  Perkuat Perencanaan Tata Ruang, Wamen ATR/BPN Dukung Revisi UU Statistik

Melalui kebijakan ini, Kementerian ATR/BPN berharap dapat meningkatkan kepastian hukum atas kepemilikan tanah serta mengurangi konflik yang selama ini sering terjadi akibat penggunaan girik. Kebijakan ini juga diharapkan mampu memperkuat tata kelola pertanahan yang lebih baik dan akuntabel. (RED)

Beri Komentar

Berita Terkait

Dirjen PHPT: Legalitas Tanah Adalah Fondasi Infrastruktur Nasional
Presiden Prabowo: Infrastruktur Butuh Kepastian Hukum dan Kolaborasi Lintas Sektor
Wamen ATR/BPN Tekankan Tata Ruang Terintegrasi untuk Infrastruktur yang Tangguh dan Tepat Sasaran
Dirjen ATR/BPN: Pembangunan Infrastruktur Harus Ramah Lingkungan dan Tertata
Kementerian ATR/BPN Temukan 12 Website Palsu, Masyarakat Diimbau Waspada
Wamen ATR/BPN Dukung ICI 2025 sebagai Ruang Dialog Strategis
Wamen ATR/BPN Terima Kunjungan P3N Lemhannas RI
Wamen ATR/BPN : ICI 2025 Dorong Tata Kelola Pertanahan yang Ramah Investasi

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 14:05

Dirjen PHPT: Legalitas Tanah Adalah Fondasi Infrastruktur Nasional

Minggu, 15 Juni 2025 - 14:00

Presiden Prabowo: Infrastruktur Butuh Kepastian Hukum dan Kolaborasi Lintas Sektor

Minggu, 15 Juni 2025 - 06:30

Dirjen ATR/BPN: Pembangunan Infrastruktur Harus Ramah Lingkungan dan Tertata

Minggu, 15 Juni 2025 - 02:08

Kementerian ATR/BPN Temukan 12 Website Palsu, Masyarakat Diimbau Waspada

Minggu, 15 Juni 2025 - 01:52

Wamen ATR/BPN Dukung ICI 2025 sebagai Ruang Dialog Strategis

Sabtu, 14 Juni 2025 - 12:50

Wamen ATR/BPN Terima Kunjungan P3N Lemhannas RI

Sabtu, 14 Juni 2025 - 10:28

Wamen ATR/BPN : ICI 2025 Dorong Tata Kelola Pertanahan yang Ramah Investasi

Senin, 9 Juni 2025 - 12:20

Kementerian ATR/BPN Salurkan 99 Hewan Kurban di Iduladha 1446 H

Berita Terbaru