Ciamis, AMNN.co.id – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Ciamis menggelar Workshop Edukasi bertajuk “1001 Cinta” dan Dinamika Relasi Orang Tua dan Remaja (Drama) di salah satu rumah makan di Ciami, Senin (4/8/2025).
Workshop ini bertujuan untuk memperkuat komunikasi dan hubungan antara orang tua dan remaja, dengan pendekatan edukatif yang menghindari pola asuh yang memaksa atau otoriter.
Plt Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DP2KBP3A Ciamis, Dede Iyet Rohaeti, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program serupa yang sebelumnya digelar di tingkat provinsi.
“Tujuannya untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif antara orang tua dan remaja. Kita ingin menciptakan suasana yang setara, bukan memaksa. Remaja harus dijadikan teman, bukan objek pengawasan berlebihan,” ujar Dede.
Workshop ini menghadirkan tiga unsur dari setiap kecamatan, yakni satu petugas lapangan, satu kader Bina Keluarga Remaja (BKR), dan satu pengurus Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R). Total ada 81 peserta dari 27 kecamatan di Kabupaten Ciamis.
Dede menambahkan, kegiatan ini berfokus pada upaya pencegahan permasalahan remaja melalui edukasi kepada orang tua dan remaja. Karena itu, pihaknya tidak melibatkan psikolog, melainkan memaksimalkan peran Forum Genre Kabupaten Ciamis yang telah mendapatkan pelatihan dari tingkat provinsi.
“Kami punya 269 kelompok BKR dan 243 kelompok PIK-R. Sinergi antara keduanya sangat penting agar ada keselarasan pendekatan antara edukasi kepada keluarga dan kepada remaja. Harapannya, muncul satu frekuensi dalam memahami karakter remaja dan bagaimana orang tua harus bersikap,” terangnya.
Melalui kegiatan ini, DP2KBP3A Ciamis berharap para orang tua dapat menjalin komunikasi yang lebih terbuka dan penuh kasih sayang dengan remaja mereka.
“Orang tua tidak perlu terlalu mengekang. Cukup tahu anaknya ke mana, dengan siapa, dan apa kegiatannya. Jangan sampai remaja merasa dibatasi secara berlebihan karena itu bisa menimbulkan perlawanan. Komunikasi yang hangat dan penuh cinta adalah kunci,” pungkas Dede. (PUTRI)